Panglima Kodam I/Bukit Barisan (BB), Mayjen TNI Mochammad Hasan, mengungkapkan 40 lebih perusuh di aksi penolakan pengukuran lahan Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), sebagian besar ternyata warga luar Pulau Rempang. Para perusuh diketahui datang dari Riau; Padang, Sumatera Barat (Sumbar); dan Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
“Kemarin ini yang ditahan juga sekitar 40 orang lebih, sebagian besar bukan orang dari Pulau Rempang. Tapi ada yang dari Riau, ada yang dari Padang, dari Palembang dan sudah beberapa ditangkap pagi ini di Bandara,” kata Mochammad Hasan di Mabes TNI, Selasa (12/9/2023).
Hasan menjelaskan TNI berkoordinasi dengan Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menangani situasi di Pulau Rempang. Hasan menegaskan dirinya mengutamakan suasana kondusif terjaga.
“Kemudian yang kedua, proses kami menangani di sana bersama pihak Kepolisian, BIN, itu kami lebih mengutamakan supaya situasi masih tetap kondusif,” jelas Hasan.
Sebelumnya, 43 orang diamankan usai unjuk rasa yang berujung kericuhan terkait penolakan relokasi warga Pulau Rempang, Batam. Sejumlah warga diamankan karena diduga menyerang petugas keamanan hingga merusak fasilitas umum.
“Polresta Barelang dan Polda Kepri berhasil mengamankan 43 orang yang diduga sebagai pelaku kekerasan terhadap petugas, melakukan perusakan pagar dan kaca gedung Kantor BP Batam, serta melakukan pelemparan terhadap petugas dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan di Kantor BP Batam,” kata Kapolresta Barelang, Kombes Nugroho Tri Nuryanto
Nugroho menyebut puluhan orang yang diamankan di Polresta dan Polda Kepri itu dilakukan tes urine. Hasil tes urine beberapa di antaranya dinyatakan positif narkoba.
“Kemudian dilakukan tes urine terhadap 43 pelaku dan didapati 5 orang positif narkoba dengan jenis ganja dan sabu,” ujarnya.