Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mendesak pemerintah daerah untuk mengatasi kerawanan pangan akibat El Niño dengan menyalurkan bansos dan mengoptimalkan penggunaan dana belanja tidak terduga (BTT).
Bantuan tersebut dapat diberikan dalam bentuk bantuan tunai maupun nontunai, memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), atau melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), sebagaimana disampaikan dalam siaran persnya, Senin.
Dia menegaskan perlu upaya antisipasi puncak fenomena El Niño yang diperkirakan terjadi sekitar Agustus hingga September 2023, sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Karnavian menegaskan, beberapa lembaga negara telah mengambil langkah, antara lain Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang menggandeng Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) untuk menyelenggarakan acara pasar terjangkau di 12 pos lintas batas.
Bapanas juga telah mengeluarkan peringatan dini terkait kerawanan pangan di daerah tertentu akibat fenomena El Niño. Pemerintah saat ini berupaya meningkatkan cadangan beras untuk melakukan intervensi jika terjadi kelangkaan beras di daerah.
Ia menegaskan, upaya tersebut memerlukan dukungan pemerintah daerah, khususnya melalui penyaluran bansos. Salah satu cara yang dapat dilakukan daerah adalah dengan mengoptimalkan penggunaan dana BTT.
“Waktu terbaik untuk menggunakan BTT adalah saat puncak El Niño pada Agustus, September, dan Oktober,” ujarnya.
Menkeu menjelaskan, Bapanas juga akan memberikan bantuan keuangan kepada daerah-daerah yang membutuhkan untuk mengatasi kerawanan pangan. Namun, rencana tersebut terkendala karena proses administrasi di beberapa daerah belum selesai.
Dia mendesak daerah untuk memperkuat cadangan airnya dan melakukan intervensi yang disesuaikan dengan karakteristik daerahnya masing-masing. Dia juga mendorong daerah untuk mempromosikan bantuan dari mereka yang mampu untuk mendukung individu dari kelas ekonomi yang lebih rendah.