Melalui ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) yang diselenggarakan di Jakarta pada 5-6 September 2023 sebagai acara unggulan KTT ASEAN ke-43, Indonesia menampilkan 93 proyek kerja sama senilai US$38,2 miliar dan 73 proyek potensial senilai US$17,8 miliar, untuk mendorong kerja sama antar negara anggota ASEAN dan mitranya di kawasan Indo-Pasifik.
Dengan kontribusi sebesar 64 persen terhadap pertumbuhan ekonomi global, Indo-Pasifik dianggap sebagai kawasan strategis di mana kerja sama harus ditingkatkan dibandingkan persaingan geopolitik dan konflik, menurut Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury.
“AIPF diharapkan dapat menampilkan kebiasaan bekerja sama dan membangun bersama antar negara-negara ASEAN di Indo-Pasifik,” kata Pahala saat jumpa pers usai pembukaan forum di Jakarta, Selasa.
Diskusi dan agenda pencocokan bisnis selama dua hari forum ini berfokus pada tiga bidang kerja sama utama, termasuk infrastruktur hijau dan rantai pasokan yang tangguh, pembiayaan berkelanjutan yang inovatif, transformasi digital, dan ekonomi kreatif.
Sektor-sektor tersebut, katanya, diharapkan menjadi sumber pertumbuhan baru di ASEAN – yang diperkirakan tumbuh sebesar 4,5 persen pada tahun ini dan tahun depan, menurut IMF.
Sebagai bagian dari kepemimpinan Indonesia di ASEAN, AIPF diselenggarakan sebagai platform untuk mendorong dialog konstruktif dan kolaborasi konkrit antara BUMN dan sektor swasta. “ASEAN adalah masa depan dan episentrum pertumbuhan. ASEAN mempunyai peran penting di kawasan Indo-Pasifik,” kata Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani.
Dari pihak Indonesia, ada beberapa kerjasama yang ditawarkan antara lain pembangunan alumunium shelter senilai USD1,8 miliar, pengembangan Pelabuhan Benoa di Bali senilai USD4,3 miliar, serta proyek pabrik pupuk, jalan tol, dan proyek pembangunan jalan tol. kawasan ekonomi khusus di Sanur, Bali.
Selama AIPF, Indonesia juga mendorong kerja sama infrastruktur ramah lingkungan dan pembiayaan berkelanjutan dalam pengembangan mega proyek Ibu Kota Baru Nusantara di Kalimantan Timur.
AIPF terinspirasi oleh ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) yang diprakarsai oleh Indonesia dan diadopsi oleh negara-negara anggota ASEAN pada tahun 2019. AIPF bertujuan untuk memperkuat arsitektur regional yang inklusif, mendorong kolaborasi, memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan, dan memanfaatkan peluang yang ada di dunia. wilayah Indo-Pasifik.
AIPF juga selaras dengan tema KTT ASEAN tahun ini: menjadikan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan dengan tetap menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik. Kawasan ASEAN dinilai memiliki modal yang cukup untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia, dengan produk domestik bruto (PDB) kolektif sebesar US$ 3,3 triliun pada tahun 2021.