Pemprov Papua Barat menggelar lomba lari 10 kilometer dalam dua kategori, atlet dan pemula, sebagai bagian dari perayaan HUT ke-78 Kemerdekaan RI.
Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw di Jakarta, Selasa, mengatakan beberapa atlet nasional dari Jakarta, Banten, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua ikut dalam kategori atlet.
Dia mencatat, keikutsertaan pelari nasional dari tujuh provinsi memacu semangat atlet pemula Papua Barat dalam meningkatkan kemampuan larinya.
“Kehadiran atlet nasional dalam kompetisi ini bertujuan untuk membangkitkan semangat para pelari pemula Papua Barat dalam berlatih,” kata Waterpauw.
Menurut Plt Gubernur, Papua Barat memiliki potensi atlet lari yang sangat besar, namun potensi tersebut perlu diwujudkan dengan melakukan pembinaan dan pelatihan secara berkala.
Dinas Pemuda dan Olahraga provinsi akan mendata pelari pemula agar dapat memberikan pembinaan yang optimal bagi mereka.
“Pelaksanaan event ini untuk memberdayakan atlet-atlet potensial. Oleh karena itu, para pemuda mempersiapkan diri mulai dari sekarang,” ujarnya.
Waterpauw menilai masih ada beberapa kekurangan dalam pelaksanaan lari 10 kilometer tersebut dan menggarisbawahi perlunya evaluasi.
Ia mengatakan, pemprov berencana kembali menggelar lomba lari 5 atau 10 kilometer pada Oktober 2023 dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Sumpah Pemuda.
“Waktu persiapannya hanya seminggu. Kekurangannya harus dievaluasi, agar event Oktober bisa lebih semarak,” ujarnya.
Panitia diharapkan menyediakan water station setiap dua kilometer untuk mencegah atlet mengalami dehidrasi selama perlombaan.
Juara tiga besar kategori atlet putra adalah Rahmat Setiabudi dari Jawa Timur, Hendrik dari Jakarta, dan Omri Sina dari Nusa Tenggara Timur.
Di kategori atlet putri, tiga pebalap teratas adalah Irma Handayani dari Kalimantan Timur, Apiana Paijo dari Nusa Tenggara Timur, dan Krisnawati dari Sulawesi Selatan.