Penggunaan ringgit Malaysia oleh masyarakat yang tinggal di perbatasan Pulau Sebatik menjadi tantangan yang perlu disikapi, kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
“Penggunaan ringgit di perbatasan Pulau Sebatik menjadi salah satu tantangan kita,” ujarnya saat peletakan batu pertama Rusun Pesantren As’adiyah di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, Kamis.
Ia mengatakan, pemerintah juga harus memperkuat ekonomi nasional di perbatasan agar masyarakat tidak menjadi konsumen negara tetangga.
“Harusnya kita yang menjual produk kita ke negara tetangga. Ini soal daya saing,” tegasnya.
Namun, jika harga yang lebih murah menjadi alasan masyarakat perbatasan membeli produk dari negara tetangga, itu masalah lain yang harus diatasi, kata Wapres.
“Ini merupakan tantangan yang harus diselesaikan. Kami berharap produk kami yang bersertifikat halal dapat menarik minat masyarakat untuk membeli produk Indonesia,” imbuhnya.
Dia menginformasikan bahwa Indonesia telah mengekspor produk dalam jumlah besar, mulai dari produk perikanan hingga rumput laut. Namun, perlu meningkatkan kualitas kebutuhan sehari-hari untuk memastikan daya saing ekspor.
“Masalah ini tidak bisa kita keluhkan begitu saja. Kalau kualitasnya lebih baik dan lebih murah, tentunya masyarakat kita di perbatasan cenderung membeli produk dari negara tetangga. Kita berharap Komite Ekonomi dan Keuangan Syariah Daerah dapat mendorong pengadaan produk halal di perbatasan,” katanya.
Sementara itu, terkait penggunaan ringgit Malaysia untuk transaksi di Sebatik, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang mengatakan pihaknya dan Bank Indonesia telah beberapa kali bekerja sama untuk mendorong kebanggaan masyarakat Pulau Sebatik menggunakan rupiah.
Terkait laporan penggunaan mata uang ringgit di Pulau Sebatik, Paliwang akan melakukan pemeriksaan ke kepolisian dan Bank Indonesia.
“Kami tegaskan semua transaksi harus menggunakan rupiah. Ini negara Indonesia yang harus kita hormati,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan, ada beberapa toko kelontong di Sebatik yang menggunakan ringgit Malaysia untuk bertransaksi. Beberapa juga mengutip harga dalam ringgit dan rupiah.