Polisi: Pulau Rempang Harus Bersih dan Bersih paling lambat 28 September

Kapolres Barelang Kompol. Nugroho Tri Nuryanto, Kamis, mengatakan tim yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi, Otoritas Kawasan Bebas Batam (BP Batam), dan Badan Ketertiban Umum (Satpol PP) akan memastikan Pulau Rempang kosong pada 28 September 2023. .

“Pada tanggal 28 September Pulau Rempang sudah bersih dan diserahkan kepada pengembang PT MEG,” Kapolres Barelang Kompol. Nugroho Tri Nuryanto pada Kamis malam, 7 September 2023.

Nugroho menjelaskan, kawasan tersebut perlu dikosongkan karena, seperti disampaikan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, akan dibangun pabrik kaca di Rempang yang berpotensi menimbulkan pencemaran udara bagi warga sekitar.

“[Polusi udara] dapat mempengaruhi pernafasan dan paru-paru, sehingga kita perlu merelokasi dan memindahkan penduduk di daerah tersebut,” tambahnya.

Selain relokasi, tim akan terus melakukan pengukuran untuk menentukan lokasinya. Tim akan kembali mengambil tindakan terhadap upaya blokade.

Zenzi Suhadi, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), menyayangkan pengembangan kawasan Rempang Eco-City sebagai salah satu proyek strategis nasional tidak melibatkan masyarakat setempat. Pemerintah juga mengabaikan suara 16 Kampung Melayu Tua atau secara harfiah Desa Melayu Tua.

Walhi dan koalisi sipil mendesak Presiden Joko “Jokowi” Widodo membatalkan proyek yang berujung bentrok dan berpotensi menghilangkan hak atas tanah dan identitas adat masyarakat setempat.

Bentrok di Pulau Rempang

Bentrok pun terjadi antara aparat gabungan dengan warga di sepanjang jalan menuju Desa Sembulang, Pulau Rempang, lokasi pabrik kaca China itu akan berlokasi. Bentrokan bermula di Jembatan 4 Barelang saat petugas menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang menghalangi jalan.

Delapan warga ditangkap polisi dan puluhan lainnya luka-luka. Ratusan siswa dari sekolah terdekat disuruh pulang ke rumah setelah terkena gas air mata.