Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengembangkan ekonomi hijau guna mengurangi dampak perubahan iklim.
Perekonomian dunia saat ini sedang bertransformasi menuju green economy. Pembiayaan kini terutama diberikan kepada industri hijau, kata Jokowi saat membuka Kongres XIII Ikatan Mahasiswa Hindu Indonesia di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu.
Presiden menyoroti peralihan ke penggunaan energi ramah lingkungan, seiring dengan upaya dunia untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Presiden menyoroti potensi besar yang dimiliki Indonesia, berupa potensi panas bumi sebesar 24 ribu megawatt, tenaga air sebesar 95 ribu megawatt dari 4.400 sungai di Tanah Air, 169 ribu megawatt dari panel surya, dan tenaga angin sebesar 68 ribu megawatt.
Dengan hadirnya berbagai potensi tersebut, Presiden Jokowi optimistis Indonesia mampu menarik lebih banyak investasi di sektor ekonomi hijau.
Apalagi, Indonesia saat ini sedang mengembangkan kawasan industri hijau, salah satunya di Kalimantan Utara dengan luas total 30 ribu hektare. Kawasan industri tersebut akan memanfaatkan tenaga air dari Sungai Kayan di kawasan itu.
“Kalau kekuatan ini kita manfaatkan dengan baik maka akan menjadi kekuatan negara kita karena negara lain tidak mempunyai potensi energi sebesar itu, 434 ribu megawatt (potensi energi baru terbarukan) itu kekuatan yang besar,” ujarnya.
Lebih lanjut Jokowi menggarisbawahi tanggung jawab masyarakat untuk terus konsisten dengan visi dan strategi Indonesia dalam bersaing dengan negara lain.
“Ini tantangan sekaligus peluang. Hilirisasi (industri) yang sering saya sampaikan kemana-mana, jika kita laksanakan secara konsisten akan membuat negara ini mampu melompat menjadi negara maju,” ujarnya.