Pakta persahabatan ASEAN pada hari Senin secara resmi menyambut anggota baru: Serbia, Panama, dan Kuwait.
Dengan demikian, jumlah negara yang telah mengaksesi Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC) ASEAN menjadi 54 negara. Ketiga negara tersebut menyusul Arab Saudi yang telah menandatangani perjanjian non-agresi ketika ASEAN mengadakan pertemuan tingkat menteri pada bulan Juli.
ASEAN pada tahun 1976 mengumumkan TAC sebagai kode yang mengikat secara hukum untuk hubungan antar negara di Asia Tenggara dan sekitarnya. Blok Asia Tenggara telah melakukan beberapa amandemen terhadap perjanjian tersebut untuk memungkinkan negara-negara lain di luar kawasan untuk mengaksesi perjanjian tersebut.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan dia ingin pakta persahabatan ini dapat menyatukan ASEAN untuk menjalin kerja sama praktis menghadapi tantangan bersama, termasuk ketahanan pangan dan energi.
“Bersama-sama, kita harus menjadi kekuatan positif bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik. Hanya dengan menerapkan sepenuhnya nilai-nilai dan prinsip-prinsip TAC, kita benar-benar dapat memastikan bahwa ASEAN penting dan menjadi episentrum pertumbuhan,” kata Retno pada acara penandatanganan di Jakarta.
Wakil Menteri Luar Negeri Panama Vladimir Franco mengatakan penandatanganan ini dapat membuka jalan bagi hubungan ekonomi yang lebih kuat dengan ASEAN. Hal ini mencakup perluasan akses pasar dan peningkatan ekspor. Dia menambahkan: “Kondisi geografis Terusan Panama kami. Peran ekonomi, konektivitas, dan pengalaman maritimnya menjadikan kami mitra strategis bagi ASEAN dalam hal kerja sama, perdagangan, dan logistik.”
Menteri Luar Negeri Serbia Ivica Dacic mengatakan negaranya memiliki prinsip serupa dengan ASEAN, antara lain menjunjung tinggi integritas wilayah dan menghindari campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain.
Wakil Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Jarrah Jaber Al Ahmad al Sabah juga melontarkan komentar serupa.
“Kebijakan luar negeri Kuwait dan prinsip-prinsip dasar TAC selaras melalui elemen-elemen yang saling menguntungkan, yang mencakup non-intervensi urusan dalam negeri, penghormatan terhadap kedaulatan, penyelesaian semua perselisihan melalui cara damai, dan penolakan terhadap setiap dan semua ancaman penggunaan kekerasan,” kata diplomat Kuwait tersebut. .