Tidak Ada Lagi Kelaparan Akibat Kekeringan Di Papua Tengah, Klaim Indonesia
Tidak Ada Lagi Kelaparan Akibat Kekeringan Di Papua Tengah, Klaim Indonesia

Tidak Ada Lagi Kelaparan Akibat Kekeringan Di Papua Tengah, Klaim Indonesia

Pemerintah mengatakan, warga Kabupaten Puncak, Papua Tengah, telah kembali beraktivitas seperti biasa menyusul penyaluran bantuan sembako berton-ton ke daerah tersebut.

Masyarakat yang bermukim di Kecamatan Agandugume dan Lambewi di Puncak telah berebut makanan akibat kekeringan dan hawa dingin yang melanda daerah tersebut sejak Juni. Fenomena cuaca, dikombinasikan dengan dataran tinggi Puncak memperburuk kekurangan pangan lokal, memaksa penduduk setempat untuk memakan hasil panen yang rusak yang menyebabkan banyak orang sakit.

Enam orang, termasuk seorang bayi, meninggal karena dehidrasi atau diare, sementara sekitar 7.500 lainnya kelaparan, sebelum bantuan bencana dari pihak berwenang mulai berdatangan dalam beberapa pekan terakhir.

“Orang-orang telah melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka. Mereka sudah mulai makan dengan normal,” kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy kepada wartawan, Senin, seperti dikutip kompas.com.

Dia mengunjungi daerah yang terkena dampak awal bulan ini, bersama dengan puluhan ton bantuan bencana yang terdiri dari makanan, selimut, dan bahan pakaian, di antara bantuan lainnya.

“Warga setempat setiap hari disuplai [makanan] dari Timika,” kata Muhadjir merujuk pada kota terbesar di Kabupaten Mimika, yang berbatasan dengan Puncak yang dilanda kekeringan.

Meski sempat terkendala cuaca buruk, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pekan lalu telah menyalurkan bantuan sembako dan paket darurat sebanyak 5,2 ton, di antaranya 515 paket sembako, 475 matras, 100 selimut, tujuh genset dan 60 tenda.

Sebagai bagian dari upaya jangka panjang untuk mencegah kekurangan pangan di wilayah tersebut, pemerintah saat ini berencana membangun gudang pangan di Agandugume. Pembangunan gudang dijadwalkan akan dimulai pada bulan September.

Selain gudang, pihak berwenang berencana memperluas landasan pacu di landasan udara Agandugume untuk memungkinkan pesawat besar mendarat. Landasan udara saat ini hanya mampu menampung pesawat dan helikopter yang lebih kecil.

Kekeringan di Puncak terjadi saat Indonesia bersiap menghadapi lebih banyak musim kemarau di seluruh negeri akibat El Niño di atas Samudera Pasifik. Fenomena iklim cenderung membawa udara yang lebih panas ke kepulauan Indonesia, meningkatkan kemungkinan kekeringan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *