Nur Hidayati, warga Bulak Perwira, Bekasi Utara diduga terjangkit penyakit kulit setelah menggunakan air PAM (Perusahaan Air Minum) yang disediakan Perusahaan Daerah Tirta Patriot.
Selama beberapa hari terakhir, air yang didistribusikan perusahaan tercemar limbah industri. Air yang tercemar tampak gelap dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Nur bercerita, awalnya ia mengira penyakit kulit yang dideritanya disebabkan oleh tingginya tingkat polusi udara. “Saya ke dokter dan dilarang mandi pakai air PAM, jadi saya pakai air isi ulang,” ujarnya saat ditemui, Senin, 18 September 2023. Nur bercerita, badannya terasa gatal setelah menggunakan air PAM untuk mandi. aktivitas sehari-hari. Menurut Nur, pasokan air Tirta Patriot tampak hijau dan berbau selama beberapa hari.
Nur membutuhkan biaya Rp2 juta untuk mengobati penyakit kulitnya di rumah sakit. Dokter, kata dia, menyebutkan sudah ada beberapa pasien dengan kondisi serupa yang datang ke rumah sakit.
Nur mengaku kini sudah merelakan air PAM, dan memilih menjadikan sumur air tanah sebagai sumber air bersih. Ia merasa kecewa dengan Tirta Patriot Bekasi karena pelayanannya yang kurang memuaskan meski harus dibayar dengan harga yang harus dibayar Nur.
Menurut Nur, harga air PAM dari Tirta Patriot jauh lebih mahal dibandingkan sebelumnya. “Saya harus membayar Rp160.000 hingga Rp200.000 hanya untuk air [cemar] ini, dan [Tirta Patriot] tidak memberikan solusi apa pun kepada saya, mereka hanya mengatakan ‘Kami mohon maaf’,” ujarnya.
Saat ini Sungai Bekasi yang menjadi sumber air Tirta Patrior diduga tercemar limbah industri. Selama tiga hari, Tirta Patriot menghentikan produksi airnya karena polusi, menyebabkan sekitar 40.000 pengguna di Kota Bekasi tidak mendapatkan air. Warga Bekasi terpaksa membeli air isi ulang untuk aktivitas sehari-hari seperti mandi dan mencuci.